Translate

Minggu, 22 November 2015

Periodesasi Sejarah Islam

BAB I
PENDAHULUAN
                                                                       
1.1  Latar Belakang
Kalau kita telaah secara sistematis memang sejarah hampir sama dengan pohon yakni mempunyai cabang dan ranting, bermula dari sebuah bibit, kemudian tumbuh dan berkembang, lalu layu dan tumbang. Seirama dengan kata sejarah adalah kata silisilah, kisah, hikayat yang berasal dari bahasa Arab dari  kata“Syajarotun” artinya pohon.
Sejarah Islam adalah bagian dari ilmu pengetahuan Agama Islam dan tidak boleh dipandang terpisah dari ilmu pengetahuan agama Islam.Oleh karena itu dalam menulis sejarah Islam harus mempunyai pengetahuan tentang cabang-cabang ilmu pengetahuan agama Islam seperti Al-Qur’an, As-Sunnah, Fiqih, Tauhid, Tarikh Tasyri.Dan dimana periodesasi sejarah merupakan ilmu sejarah yang mengkaji peristiwa yang bermacam-macam.
1.2  Rumusan Masalah
2.      Apa pengertian sejarah islam ?
3.      Bagaimana periodesasi sejarah islam ?
4.      Apa saja ruang lingkup sejarah islam ?
5.      Model apa saja dalam penelitian sejarah ?
1.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian sejarah islam.
2.      Untuk mengetahui bagaimana periode islam.
3.      Untuk mengetahui ruang lingkup sejarah islam.
4.      Untuk mengetahui model-model dalam penelitian sejarah.



 BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Sejarah Islam
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadaminta mengatakan sejarah adalah  kejadian peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa yang lampau atau peristiwa penting yang benar-benar terjadi.[1]Definisi tersebut terlihat menekankan pada materi peristiwanya tanpa mengaitkan aspek lainnya.Sedangkan dalam pengertian yang lebih komperehensif suatu peristiwa sejarah perlu juga dilihat siapa yang melakukan peristiwa tersebut.
Namun dalam bahasa Arab disebut tarikh dan sirah, atau dalam bahasa Inggris disebut history.Dari segi bahasa, al-tarikh berarti ketentuan masa atau waktu, sedang ‘Ilmu Tarikh’ ilmu yang membahas peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian, masa atau tempat terjadinya peristiwa, dan sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut.
Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa yang dimaksud sejarah Islam adalah peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang sungguh-sungguh terjadi yang seluruhnya berkaitan dengan agama Islam.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sejarah Islam adalah berbagai peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dalam berbagai aspek.
2.2  Periodesasi Sejarah Islam
Periodisasi sejarah merupakan ciri bagi ilmu sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks waktu dan tempat dengan tolok ukur yang bermacam-macam.Dikalangan ahli sejarah terdapat perbedaan tentang kapan dimulainya sejarah Islam yang telah berusia lebih dari empat belas abad ini. Di satu pihak menyatakan bahwa sejarah Islam (muslim) dimulai sejak Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai Rasul, dan berada di Makkah atau tiga belas tahun sebelum hijrah ke Madinah. Di lain pihak menyatakan, bahwa sejarah Islam itu dimulai sejak lahirnya negaraMadinah yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW atau tepatnya setelah Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah yang sebelumnya bernama Yatsrib.
Timbulnya perbedaan dari kedua belah pihak tersebut disebabkan karena perbedaan tinjauan tentang unit sejarah.Pihak pertama melihat bahwa unit sejarah adalah masyarakat.Masyarakat Muslim telah ada sejak Nabi Muhammad SAW.Menyampaikan seruannya.Malah jumlah mereka sedikit atau banyak tidak menjadi soal.Disamping itu, meskipun mereka belum berdaulat, tetapi sudah terikat dalam satu organisasi yang memiliki corak tersendiri.Sedangkan pihak kedua melihat bahwa niat sejarah itu adalah Negara, sehingga sejarah Islam muai dihitung sejak lahirnya Negara Madinah.
Perbedaan pendapat tersebut akan tercermin pada pembagian periodisasi sejarah (kebudayaan) Islam yang dikemukakan oleh para ahli, terutama dalam hal tahun permulaan sejarah Islam pada periode pertama atau biasa disebut periode klasik, dan bahkan ada yang menyebutkan sebagai periode praklasik guna mengisi babakan sejarah Islam yang belum disebutkan secara tegas dalam periode klasik tersebut.
2.3  Ruang Lingkup Sejarah Islam
Ruang lingkup sejarah islam dilihat dari segi periodesasinya, dapat dibagi menjadi 4diantaranya :
2.3.1 Periode Masa sebelum islam
Masa Jahilliyah adalah masa sebelum datangnya islam, tepatnya di daerah Jazirah Arab. Masa Jahilliyah juga dapat dikatakan masa sebelum Nabi Muhammad SAW lahir. Istilah itu digunakan al-Qur’an untuk menunjukkan keadaan atau perilaku tertentu. Istilah Jahilliyah diberikan kepada bangsa Arab yang pola kehidupannya bersifat primitif. Mereka pada umumnya hidup berkabilah-kabilah dan nomaden (berpindah-pindah). Bangsa jahiliyah memiliki moral yang buruk sehingga disebut zaman kebodohan dan kegelapan. Al-Qur’an menunjukkan zaman itu adalah sebagai berikut : zaman tidak mempunyai nabi dan kitab suci, tidak mempunyai peradaban; masyarkatnya tidak berakhlak, angkuh, masyarakatnya. Itu semua mengakibatkan mereka hidup dalam kesesatan, tidak menemukan nilai-nilai kemanusiaan, menyembah berhala, membunuh anak dengan dalih kemuliaan dan kesucian, memusnahkan harta kekayaan dengan berjudi, dan membangkitkan peperangan diantara mereka dengan alasan harga diri dan kepahlawanan. Kondisi seperti itulah yang disebut dengan jahiliyah.
2Periode Dengan demikian, tidak berarti mereka tidak mempunyai potensi peradaban. Mereka sebenarnya berada dalam kondisi fitrah, dalam arti tidak terkontaminasi oleh kebudayaan dan peradaban yang memerosokkan kemanusiaan yang terjadi di Persia dan Romawi. Mereka tidak memiliki kemewahan peradaban Persia, yang memungkinkan mereka kreatif dan pandai menciptakan kemerosotan-kemerosotan. Mereka tidak memilki kekuatan militer Romawi yang mendorong mereka melakukan ekspansi ke negeri-negeri tetangga. Mereka tidak memiliki kemegahan filosofis Yunani, yang menjerat mereka menjadi bangsa mitos dan khurafat. Mereka terkenal dengan kedermawanan, suka menolong, rasa harga diri, dan kesucian. Yang paling fenomenal dari bangsa Arab jahiliyah adalah tradisi kesusastraan yang begitu tinggi. Itu berupa syair, yang setiap tahun yang berpusat di Suq al-ukaz.Syair-syair terbaik diabadikan dengan dituliskan tinta emas yang digantung di dinding Ka’bah yang dinamakan almu’ allaqat.Syair mempunyai peran yang sangat dominan dalam kehidupan bangsa Arab jahiliyah. Fungsi syair sama halnya dengan fungsi pers. Seseorang bisa jatuh dalam kehinaan karena sebait syair dan begitu juga sebaliknya.
2.3.2Periode Masa Klasik
 Periode klasik adalah periode yang berlangsung sejak tahun 650-1250 M ini dapat dibagi lagi menjadi masa kemajuan islam I, yaitu dari sejak tahun 650-1000, dan masa disintegrasi yaitu dari tahun 1000-1250. Pada masa kemajuan islam I itu tercatat sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw. Dari tahun 570-632 M, khulafaur Rasyidin dari tahun 632-661 M, Bani Umayyah dari tahun 661-750 M, Bani Abbas dari tahun 750-1250 M. Dalam periode klasik inilah umat Islam mencapai prestasi-prestasi puncak di bidang kebudayaan. Di zaman inilah daerah Islam meluas melalui Afrika Utara sampai ke Spanyol di Barat dan melalui Persia sampai ke India Timur. Daerah-daerah itu tunduk kepada kekuasaan khalifah yang pada mulanya berkedudukan di madinah kemudian di Damaskus dan terakhir di Baghdad.
                         Di masa ini pulalah berkembang dan memuncak Ilmu Pengetahuan, baik dalam bidang agama,        bidang non-agama maupun dalam bidang kebudayaan Islam.Zaman inilah yang menghasilkan       Ulama-ulama besar seperti Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’I dan Imam Ibnu Hambal dalam bidang hukum. Imam Al-Asy’ari, Imam Al-Maturidi,pemuka-pemuka mu’tazilah seperti         Washil bin Ata, Abu Al-Huzail, Al-Nazzam dan Aljubbadi dalam bidang teologi. Zunnun Al-Misri, Abu Yazid Al- Bustami dalam bidang Tasawuf: Al-Kindi, Al- Farabi dalam bidang Filsafat. Ibn Al-Hasyam Ibn Hayyandan Al-Razi dalam bidang Ilmu Pengetahuan .Fase disintegrasi (1000-1250).Di masa ini keutuhan umat Islam dalam bidang politik mulai pecah, kekuasaan khalifah menurun dan akhirnya Baghdad dapat dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu di tahun 1258 M. Khalifah sebagai lambang umat Islam hilang.
Berikut adalah Dinasti pada periode Klasik
1)      Dinasti Umayyah (661-750)
Kekuasaan ini berumur sekitar 90 tahun.Pusat pemerintahannya dipindahkan dari Madinah ke Damaskus.Dinasti ini berdiri karena beberapa sebab yaitu Perang siffin (antara Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah bin Abi Sufyan), Peristiwa Tahkim (Perjanjian damai Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah yang menguntungkan pihak Muawiyah), Peristiwa Amul Jamaah (Penyerahan kekuasaan dari Hasan bin Ali kepada Muawiyah). Pendiri Dinasti Umayyah adalah Muawiyah bin Abi Sufyan kemudian dilanjutkan oleh Abdul Malik bin Marwan, Al-Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz. Umar bin Abdul Aziz merupakan salah satu penguasaan yang dijuluki Khulafaurrasyidin kelima karena kebijaksanaan dalam memerintah. Pada masa Hisyam bin Abdul Malik pemerintahannya melemah juga bermoral buruk sehingga akhirnya Dinasti Umayyah runtuh. Peninggalan dari dinasti ini salah satunya Masjid al-Sakhrah. Pada masa ini muncul para ilmuwan muslim antara lain:
ü  Bidang hadist : Ibnu Abi Malikah, Al-Auza’I Abdurrahman bin Amr dan Hasan Basri as-Sya’ib.
ü  Bidang bahasa dan sastra : Ali al-Qali, Al-Zabidi, Said bin Jabir, Ibnu Hazm
ü  Bidang astrologi dan ilmu hisab: Abu Ubaidah Muslim
ü  Bidang Astronomi dan Kimia: Abu Qasim al- Zahrawi
                                                                          

2)      Dinasti Abbasiyah
Dinasti ini berumur paling lama yaitu sekitar 508 tahun (5 abad). Ibu kota dipindahkan dari Damaskus ke Ambar kemudian ke Baghdad. Selama berkuasa pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, dan budaya. Dinasti ini didirikan oleh Abu Abbas as-Safah.Dinasti ini mencapai kemajuan dari pemerintahan pertama sampai ke Sembilan karena para khalifah tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sebagaimana diterapkan pada masa Khulafaurrasyidin.Sehingga kemakmuran dan kesejahteraan tercapai. Tokoh-tokoh khalifah diantaranya Abu Ja’far al-Manshur,Al-Mahdi, Musa al-Hadi, Al-Wasiq. Dinasti ini mencapai puncak kajayaan pada khalifah Harun al-Rasyid dan Al-Makmun. Pada masa ini juga muncul ilmuwan muslim antara lain :
ü  Para Imam Mazhab hokum: Imam Abu Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’I, Imam Ahmad bin Hanbal
ü  Tokoh Kalam: al-Nazzam, Abu Hasan al-Asy’ari, Abu al-Huzail.
ü  Bidang Astronomi: Al-Fazari,Al-Khawarizmi,al-Farghani
ü  Bidang Kedokteran: Al-Razi dan Ibni Sina
ü  Bidang Optika: Abu Ali Hasan bin al-haytami
ü  Bidang Kimia; Jabir bin Hayan
ü  Bidang Sejarah dan Geografi: al-Mas’udi
ü  Bidang Filsafat: al-Farabi dan Ibnu Rusyd
ü  Bidang Mesin dan Teknologi: al-Jazari

2.3.3 Periode Masa Pertengahan
Periode pertengahan adalah periode yang berlangsung dari tahun 1250-1800 M. Dapat dibagi kedalam dua masa, yaitu masa kemunduran I dan masa tiga kerajaan besar. Masa kemunduran I berlangsung 1250-1500 M. dizaman ini, Jengis Khan dan keturannya dating membawa penghancuran kedunia islam. Sedangkan masa tiga kerajaan besar yang berlangsung dari tahun 1500-1800 M, dapat dibagi menjadi fase kemajuan (1500-1700 M), dan masa kemunduran II (1700-1800 M).Ciri-cirinya ialah kekuasaan politik terpecah-pecah dan saling bermusuhan.Osmanli Turki, Mamluk Mesir, Umaiyah Barat di Andalusia, Mamluk India, dan berdirinya kerajaan-kerajaan Muslim yang berdaulat sendiri-sendiri. Kemajuan Umat Islam di zaman ini lebih banyak merupakan kemajuan dalam lapangan politik dan jauh lebih kecil dari kemajuan di Periode Klasik. Perhatian pada Ilmu pengetahuan masih kurang sekali . Di zaman kemunduran, Kerajaaan Usmani terpukul di Eropa, kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan suku bangsa Afghan, sedangkan Daerah Kerajaan Mughal di perkecil oleh pukulan-pukulan raja-raja India, kekuatan militer dan kekuatan politik umat islam menurun. Umat islam dalam keadaan mundur dan statis. Eropa dengan kekayaan yang diangkut dari Amerika dan Timur jauh, bertambah kaya dan maju.Penetrasi barat yang kekuatannya meningkat ke dunia Islam, yang kekuatannya menurun kian mendalam dan meluas.Akhirnya, Neopalen di tahun 1798 M. menduduki Mesir, sebagai salah satu pusat Islam terpenting. Berikut adalah tiga kerajaan besar pada masa pertengahan antara lain:
1.      Kerajaan Usmani (Turki Usmani)
 4Kerajaan ini didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oqhuz. Karena keberhasilan mereka mengalahkan Bizantium, Sultan Alauddin menghadiahkan pada mereka sebidang tanah yang kemudian mendirikan kerajaan Usmani.Penguasa pertamanya bernama Usman.Pada masanya wilayah kekuasaan meluas hingga benua eropa.Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Muhammad al- Fatih yang dapat mengalahkan Bizantium dan menaklukan Konstantinopel. Kemudian kerajaan ini mulai mengalami kemunduran setelah Sultan Sulaiman  meninggal, sehingga terjadi perebutan kekuasaan antara putera-putreranya. Salah satu peninggalan kerajaan ini adalah masjid Sultan Ahmed di Istanbul, Turki.
2.      Kerajaan Safawi
Kerajaan safawi adalah sebuah Negara syiah di Iran. Ketika kerajaan safawi baru berdiri, kerajaan turki telah mencapai puncaknya. Perkembangan kerajaan safawi relatif cepat dan mampu mengimbangi kerajaan usmani dan Mughal. Kerajaan ini didirikan oleh dinasti Safavid, suatu golongan sufi yang berasal dari Safi al-Din. Ketika dinasti ini berdiri dinyatakan sebagai Negara agama penganut Syiah.Pemerintahannya berbentuk Negara teokrasi islamKerajaan ini mencapai masa kejayaan dibawah pemerintahan Abbas I. Kemajuaan tersebut meliputi bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, Pembangunan fisik, seni dan arsitektur.
3.      Kerajaaan Mughal
Kerajaan ini berdiri sekitar tahun 1526 M. Kerajaan ini didirikan di Delhi oleh Zahiruddin Babur yaitu salah satu cucu Timur Lenk.Sepeninggalan Babur digantikan oleh putra sulungnya Humayun dan selama masa kekuasaannya tidak pernah aman, karena harus berperang melawan musuh-musuhnya. Kemudian digantikan oleh puteranya Akbar yang masih berumur 11 tahun tapi urusan kerajaan diserahkan kepada Bairam Khan hingga Akbar dewasa dan siap memimpin. Mughal mencapai kejayaan pada masa Akbar yang berhasil menguasai seluruh wilayah India, karena wilayah yang luas akbar menerapkan politik sulakhul (toleransi universal) tanpa membedakan etnis dan agama masyarakat. Kemajuan akbar masih dipertahankan oleh tiga sultan yaitu Jehangir, Syah Jahan dan Aurangzeb.
2.3.4 Periode Masa Modern
Periode modern adalah periode yang berlangsung (1800 M, dan seterusnya) merupakan zaman kebangkitan umat islam. Jatuhnya mesir ke tangan barat mengingatkan dunia islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat islam bahwa dibarat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan anceman bagi islam. 5Raja-raja dan pemuka islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat islam kembali. Diperiode modern inilah timbulnya ide-ide pembaharuan dalam islam.
Dari deskripsi tersebut terlihat turun naik, pasang surut gelombang kemajuan dan kemunduran islam. Kini umat islam telah memikirkan kembali bagaiman cara memajukan dirinya. Pembaruan terjadi dihampir seluruh Negara  islam, terutama Negara-negara yang pernah dijajah oleh kekuatan barat, seperti turki, india ,dan mesir.

Pembaharuan tersebut hingga sekarang masih terus berlangsung untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Sementara itu, berbagai penelitian para ahli terhadap fenomena pembaruan islam tersebut terus berlanjut dan hasil-hasilnya telah banyak dipublikasikan baik dalam bentuk buku, artikel maupun dakwah dengan lisan dan sebagainya. Dari keadaan demikian, muncullah suatu bidang studi pembaruan dalam islam dan menjadi salah satu mata kuliah yang diajarkan pada berbagai perguruan tinggi islam.
Mengkaji berbagai upaya pembaruan berikut pemikiran, tokoh-tokoh, strategi dan keberhasilannya selain berguna untuk kepentingan akademis, juga berguna sebagai bahan perbandingan untuk melakukan pembaruan di Indonesia. Dalam kaitan ini kita merasa perlu mengkaji pengertian pembaruan islam tersebut, pemikiran-pemikiran dan tokoh-tokoh pembaruan serta strategi yang diterapkan pada setiap Negara yang melakukan upaya pembaruan dimaksud.
                                                                           
2.4  Model-model Penelitian Sejarah
Terdapat berbagai medel penelitian sejarah yang dilakukan para ahli, diantaranya ada yang melakukan sejarah  dari segi tokoh atau pelaku peristiwanya, produk-produk budaya dan ilmu pengetahuannya, wilayah atau kawasan tertentu, latar belakang terjadinya peristiwa tersebut, segi periodesasinya, dan sebagainya. Demikian pula dari segi analisisnya, terdapat para ahli yang menganalisis sejarah dari segi filsafat atau pesan ajaran yang terkandung didalamnya; adapula yang menganalisisnya dengan pendekatan perbandingan, dan lain sebagainya.
              Berbagai model penelitian sejarah tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.      Model penelitian sejarah kawasan
Penelitian sejarah dapat dilakukan dengan melihat kawasan dimana peristiwa terjadi. John L.Esposito, misalnya, mengedit buku berjudul islam in Asia, Religion, Politics dan society. Didalam buku tersebut dikemukakan perkembangan islam di asia pada umumnya, perkembangan islam di iran, Pakistan, afganistan Filipina, asia tengah(soviet), cina, india, Malaysia dan Indonesia.Buku tersebut tidak termasuk ke dalam hasil penelitian dalam arti yang khas, melainkan lebih merupakan kumpulan esai dengan menggunakan sumber-sumbar sekunder. Sebagai bahan studi awal untuk memasuki studi kawasan lebih lanjut, buku tersebut patut dikaji dari buku tersebut paling tidak dapat dihilangkan kesan bahwa islam identik dengan Arab. David D.Newsom, dalam tulisannya berjudul Islam in Asia Ally or Adversary, menyatakan, bahwa islam sebagaimana di pahami oleh sejumlah orang Amerika sebagai agama dunia Arab, ternyata tidaklah benar, karena sebagian besar pemeluk islam sebagaimana dijumpai pada masa yang lalu tinggal diAsia. Dari sana kemudian dunia mengakui bahwa Islam dan geraknya dalam menghadapi berbagai peristiwa yang terjadi di masyarakat, menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang sangat penting dibelahan dunia.[3]6Penelitian ini menunjukkan dengan jelas bahwa tidak seluruhnya para peneliti Barat atau orientalis memandang negatif terhadap Islam, melainkan juga ada yang berfikiran positif sebagaimana yang dilakukan John Esposito.
Model penelitian sejarah yang mengambil pendekatan kawasan juga dilakukan oleh Arthur Goldschmidt, Jr, sebagaimana terlihat dalam bukunya berjudul A Concise History Of The Middle East. Melalui bukunya itu Arthur Goldschmidt telah berhasil mendiskripsikan secara komprehensif berbagai peristiwa yang telah terjadi di Timur Tengah sepanjang berkaitan dengan Islam, mulai sejak kedatangan Islam didaerah tersebut sampai dengan perkembangannya yang terakhir. Didalam buku tersebut dikemukakan tentang kondisi alam Timur Tengah, situasi social kemasyarakatan Timur Tengah sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW.,keberadaan Nabi Muhammad dimakkah, dasar- dasar ajaran Islam penyebaran Islam, Khulafaur Rasyidin, gerakan Syi’ah Turki perang salib dan sebuah bangsa Mongol, kebudayaan Islam, kekuasaan raja, perhatian dunia Eropa dan penjajahannya terhadap daerah Timur Tengah, gerakan westerniasai yang terjadi pada abad ke Sembilan belas, munculnya gerakan nasionalisme, pembaharuan pemerintah pada kemerdekaannya, gerakan dan perjuangan bangsa Palestina, ekspansi bangsa Israel dan reaksi bangsa Arab, mulai dari Terusan Suez sampai ke Aqaba dan gerakan membangkitkan kembali kekuatan Islam. 7Hasil penelitian tersebut nampaknya berguna sebagai informasi awal untuk melakukan penelitian sejarah yang mengambil pendekatan kawasan.Penelitian tersebut dapat dikategorikan sebagai penelitian Literatur yang didukung oleh survei, dan dianalisis dengan pendekatan sejarah dan perbandingan.
Model penelitian sejarah kawasan lebih lanjut dilakukan oleh Azyumardi di Azra. Dalam hasil penelitiannya, yang kemudian di tulis dalam bukunya berjudul jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII, terlihat dengan jelas bahwa yang menjadi Fokus kajiannya adalah mengenai sejarah interaksi antara Ulama Timur Tengah dan Ulama di kepulauan Nusantara yang terjadi pada abad XVII dan XVIII Masehi. Dengan dan Kepulauan kata lain fokusnya adalah Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara, sedangkan yang dikaji pada kawasan tersebut adalah mengenai interaksi antara Ulama yang selanjutnya, menciptakan jaringan. Pada bagian pendahuluan bukunya itu, Azyumardi mengemukakan mengapa penelitian dengan judul tersebut perlu dilakukan. Untuk ini ia mengatakan bahwa transmisi gagasan-gagasan pembaruan merupakan bidang kajian Islam yang cukup terlantar. Berbeda dengan banyaknya kajian tentang transmisi ilmu pengetahuan, misalnya dari Yunani kepada kaum muslimin dan serlanjutnya, ke Eropa modern, tidak terdapat kajian komprehensif tentang transmisi gagasan-gagasan keagamaan, khususnya gagasan pembaharuan dari pusat-pusat keilmuan Islam bagian-bagian lain dunia Islam. Tentu saja terdapat sejumlah studi tentang transmisi hadis dari satu generasi ke generasi berikutnya pada masa awal Islam melalui isnad, matarantai yang berkesinambungan.
                                                                           
BAB III
PENUTUP

3.1   Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sejarah Islam adalah berbagai peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dalam berbagai aspek.
Dan periodisasi sejarah merupakan ciri bagi ilmu sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks waktu dan tempat dengan tolok ukur yang bermacam-macam. Dimana periodesasi sejarah islam terdapat berbagai ruanglingkup dan model-model penelitian sejarah.
3.2   Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca mengetahui betapa pentingnya ilmu tentang pengetahuan studi islam. Selain, dari pada itu, penulis  mohon maaf apabila dapat kesalahan. Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini menjadi wacana dan membuka pola pikir pembaca.





DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali
             http://pandidikan.blogspot.com/2011/04/pendidikan-islam-pada-masa-  rasulullah.html. Diakses pada 30 Oktober 2015.
            Suparmin, Sahitya. 2013. Sejarah Kebudayaan Islam Edisi III. Semarang: Rahma Media Pustaka
            http://msubhanzamzami.wordpress.com/category/islamic-thought Diakses Pada tanggal 30 Oktober 2015
                                                      













6Dr.H.Abuddin Nata, M.A, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: RajaWali Pers,2013),366.
7Ibid., hh. 367-368

Tidak ada komentar:

Posting Komentar