BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kalau kita telaah secara sistematis
memang sejarah hampir sama dengan pohon yakni mempunyai cabang dan ranting,
bermula dari sebuah bibit, kemudian tumbuh dan berkembang, lalu layu dan
tumbang. Seirama dengan kata sejarah adalah kata silisilah, kisah, hikayat yang
berasal dari bahasa Arab dari kata“Syajarotun”
artinya “pohon”.
Sejarah
Islam adalah bagian dari ilmu pengetahuan Agama Islam dan tidak boleh dipandang
terpisah dari ilmu pengetahuan agama Islam.Oleh karena itu dalam menulis
sejarah Islam harus mempunyai pengetahuan tentang cabang-cabang ilmu
pengetahuan agama Islam seperti Al-Qur’an, As-Sunnah, Fiqih, Tauhid, Tarikh
Tasyri.Dan dimana periodesasi sejarah merupakan ilmu sejarah yang mengkaji
peristiwa yang bermacam-macam.
1.2 Rumusan
Masalah
2. Apa pengertian sejarah islam ?
3. Bagaimana periodesasi sejarah islam
?
4. Apa saja ruang lingkup sejarah islam
?
5. Model apa saja dalam penelitian
sejarah ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sejarah
islam.
2. Untuk mengetahui bagaimana periode
islam.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup
sejarah islam.
4. Untuk mengetahui model-model dalam
penelitian sejarah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sejarah Islam
Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadaminta mengatakan sejarah adalah kejadian peristiwa yang benar-benar terjadi
pada masa yang lampau atau peristiwa penting yang benar-benar terjadi.[1]Definisi
tersebut terlihat menekankan pada materi peristiwanya tanpa mengaitkan aspek
lainnya.Sedangkan dalam pengertian yang lebih komperehensif suatu peristiwa
sejarah perlu juga dilihat siapa yang melakukan peristiwa tersebut.
Namun
dalam bahasa Arab disebut tarikh dan sirah, atau
dalam bahasa Inggris disebut history.Dari segi bahasa, al-tarikh berarti
ketentuan masa atau waktu, sedang ‘Ilmu Tarikh’ ilmu yang membahas
peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian, masa atau tempat terjadinya
peristiwa, dan sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut.
Dengan demikian
kita dapat mengatakan bahwa yang dimaksud sejarah Islam adalah peristiwa-peristiwa
atau kejadian-kejadian yang sungguh-sungguh terjadi yang seluruhnya berkaitan
dengan agama Islam.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan sejarah Islam adalah berbagai peristiwa atau kejadian yang benar-benar
terjadi, yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dalam
berbagai aspek.
2.2 Periodesasi
Sejarah Islam
Periodisasi
sejarah merupakan ciri bagi ilmu sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks
waktu dan tempat dengan tolok ukur yang bermacam-macam.Dikalangan ahli sejarah
terdapat perbedaan tentang kapan dimulainya sejarah Islam yang telah berusia
lebih dari empat belas abad ini. Di satu pihak menyatakan bahwa sejarah Islam
(muslim) dimulai sejak Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai Rasul, dan berada di
Makkah atau tiga belas tahun sebelum hijrah ke Madinah. Di lain pihak
menyatakan, bahwa sejarah Islam itu dimulai sejak lahirnya negaraMadinah yang
dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW atau tepatnya setelah Nabi Muhammad SAW berhijrah
ke Madinah yang sebelumnya bernama Yatsrib.
Timbulnya perbedaan dari kedua belah pihak tersebut
disebabkan karena perbedaan tinjauan tentang unit sejarah.Pihak pertama melihat
bahwa unit sejarah adalah masyarakat.Masyarakat Muslim telah ada sejak Nabi
Muhammad SAW.Menyampaikan seruannya.Malah jumlah mereka sedikit atau banyak
tidak menjadi soal.Disamping itu, meskipun mereka belum berdaulat, tetapi sudah
terikat dalam satu organisasi yang memiliki corak tersendiri.Sedangkan pihak
kedua melihat bahwa niat sejarah itu adalah Negara, sehingga sejarah Islam muai
dihitung sejak lahirnya Negara Madinah.
Perbedaan pendapat tersebut akan tercermin pada pembagian
periodisasi sejarah (kebudayaan) Islam yang dikemukakan oleh para ahli,
terutama dalam hal tahun permulaan sejarah Islam pada periode pertama atau
biasa disebut periode klasik, dan bahkan ada yang menyebutkan sebagai periode
praklasik guna mengisi babakan sejarah Islam yang belum disebutkan secara tegas
dalam periode klasik tersebut.
2.3 Ruang
Lingkup Sejarah Islam
Ruang lingkup sejarah islam dilihat
dari segi periodesasinya, dapat dibagi menjadi 4diantaranya :
2.3.1 Periode Masa sebelum islam
Masa Jahilliyah adalah masa sebelum datangnya islam,
tepatnya di daerah Jazirah Arab. Masa Jahilliyah juga dapat dikatakan masa
sebelum Nabi Muhammad SAW lahir. Istilah itu digunakan al-Qur’an untuk
menunjukkan keadaan atau perilaku tertentu. Istilah Jahilliyah diberikan kepada
bangsa Arab yang pola kehidupannya bersifat primitif. Mereka pada umumnya hidup
berkabilah-kabilah dan nomaden (berpindah-pindah). Bangsa jahiliyah memiliki
moral yang buruk sehingga disebut zaman kebodohan dan kegelapan. Al-Qur’an
menunjukkan zaman itu adalah sebagai berikut : zaman tidak mempunyai nabi dan
kitab suci, tidak mempunyai peradaban; masyarkatnya tidak berakhlak, angkuh, masyarakatnya.
Itu semua mengakibatkan mereka hidup dalam kesesatan, tidak menemukan
nilai-nilai kemanusiaan, menyembah berhala, membunuh anak dengan dalih
kemuliaan dan kesucian, memusnahkan harta kekayaan dengan berjudi, dan
membangkitkan peperangan diantara mereka dengan alasan harga diri dan
kepahlawanan. Kondisi seperti itulah yang disebut dengan jahiliyah.
2Periode
Dengan demikian, tidak berarti mereka tidak mempunyai potensi peradaban. Mereka
sebenarnya berada dalam kondisi fitrah, dalam arti tidak terkontaminasi oleh
kebudayaan dan peradaban yang memerosokkan kemanusiaan yang terjadi di Persia
dan Romawi. Mereka tidak memiliki kemewahan peradaban Persia, yang memungkinkan
mereka kreatif dan pandai menciptakan kemerosotan-kemerosotan. Mereka tidak
memilki kekuatan militer Romawi yang mendorong mereka melakukan ekspansi ke
negeri-negeri tetangga. Mereka tidak memiliki kemegahan filosofis Yunani, yang
menjerat mereka menjadi bangsa mitos dan khurafat. Mereka terkenal dengan
kedermawanan, suka menolong, rasa harga diri, dan kesucian. Yang paling
fenomenal dari bangsa Arab jahiliyah adalah tradisi kesusastraan yang begitu
tinggi. Itu berupa syair, yang setiap tahun yang berpusat di Suq al-ukaz.Syair-syair
terbaik diabadikan dengan dituliskan tinta emas yang digantung di dinding
Ka’bah yang dinamakan almu’ allaqat.Syair mempunyai peran yang sangat
dominan dalam kehidupan bangsa Arab jahiliyah. Fungsi syair sama halnya dengan
fungsi pers. Seseorang bisa jatuh dalam kehinaan karena sebait syair dan begitu
juga sebaliknya.
2.3.2Periode Masa Klasik
Periode klasik adalah periode yang berlangsung sejak tahun
650-1250 M ini dapat dibagi lagi menjadi masa kemajuan islam I, yaitu dari
sejak tahun 650-1000, dan masa disintegrasi yaitu dari tahun 1000-1250. Pada
masa kemajuan islam I itu tercatat sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw. Dari
tahun 570-632 M, khulafaur Rasyidin dari tahun 632-661 M, Bani Umayyah dari
tahun 661-750 M, Bani Abbas dari tahun 750-1250 M. Dalam periode klasik inilah
umat Islam mencapai prestasi-prestasi puncak di bidang kebudayaan. Di zaman
inilah daerah Islam meluas melalui Afrika Utara sampai ke Spanyol di Barat dan
melalui Persia sampai ke India Timur. Daerah-daerah itu tunduk kepada kekuasaan
khalifah yang pada mulanya berkedudukan di madinah kemudian di Damaskus dan
terakhir di Baghdad.
Di masa ini pulalah berkembang dan memuncak Ilmu
Pengetahuan, baik dalam bidang agama, bidang non-agama maupun dalam bidang
kebudayaan Islam.Zaman inilah yang menghasilkan Ulama-ulama besar seperti Imam
Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’I dan Imam Ibnu Hambal dalam bidang hukum.
Imam Al-Asy’ari, Imam Al-Maturidi,pemuka-pemuka mu’tazilah seperti Washil bin
Ata, Abu Al-Huzail, Al-Nazzam dan Aljubbadi dalam bidang teologi. Zunnun
Al-Misri, Abu Yazid Al- Bustami dalam bidang Tasawuf: Al-Kindi, Al- Farabi
dalam bidang Filsafat. Ibn Al-Hasyam Ibn Hayyandan Al-Razi dalam bidang Ilmu Pengetahuan
.Fase disintegrasi (1000-1250).Di masa ini keutuhan umat Islam dalam bidang
politik mulai pecah, kekuasaan khalifah menurun dan akhirnya Baghdad dapat
dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu di tahun 1258 M. Khalifah sebagai lambang
umat Islam hilang.
Berikut adalah Dinasti pada periode
Klasik
1) Dinasti Umayyah (661-750)
Kekuasaan
ini berumur sekitar 90 tahun.Pusat pemerintahannya dipindahkan dari Madinah ke
Damaskus.Dinasti
ini berdiri karena beberapa sebab yaitu Perang siffin (antara Ali bin Abi Thalib
dengan Muawiyah bin Abi Sufyan), Peristiwa Tahkim (Perjanjian damai Ali bin Abi
Thalib dengan Muawiyah yang menguntungkan pihak Muawiyah), Peristiwa Amul
Jamaah (Penyerahan kekuasaan dari Hasan bin Ali kepada Muawiyah). Pendiri
Dinasti Umayyah adalah Muawiyah bin Abi Sufyan kemudian dilanjutkan oleh Abdul
Malik bin Marwan, Al-Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz. Umar bin Abdul
Aziz merupakan salah satu penguasaan yang dijuluki Khulafaurrasyidin kelima
karena kebijaksanaan dalam memerintah. Pada masa Hisyam bin Abdul Malik
pemerintahannya melemah juga bermoral buruk sehingga akhirnya Dinasti Umayyah
runtuh. Peninggalan dari dinasti ini salah satunya Masjid al-Sakhrah. Pada masa
ini muncul para ilmuwan muslim antara lain:
ü Bidang hadist : Ibnu Abi Malikah,
Al-Auza’I Abdurrahman bin Amr dan Hasan Basri as-Sya’ib.
ü Bidang bahasa dan sastra : Ali
al-Qali, Al-Zabidi, Said bin Jabir, Ibnu Hazm
ü Bidang astrologi dan ilmu hisab: Abu
Ubaidah Muslim
ü Bidang Astronomi dan Kimia: Abu
Qasim al- Zahrawi
2) Dinasti Abbasiyah
Dinasti
ini berumur paling lama yaitu sekitar 508 tahun (5 abad). Ibu kota dipindahkan
dari Damaskus ke Ambar kemudian ke Baghdad. Selama berkuasa pola pemerintahan yang diterapkan
berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, dan budaya. Dinasti ini
didirikan oleh Abu Abbas as-Safah.Dinasti ini mencapai kemajuan dari
pemerintahan pertama sampai ke Sembilan karena para khalifah tokoh yang kuat
dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sebagaimana diterapkan pada
masa Khulafaurrasyidin.Sehingga kemakmuran dan kesejahteraan tercapai.
Tokoh-tokoh khalifah diantaranya Abu Ja’far al-Manshur,Al-Mahdi, Musa al-Hadi,
Al-Wasiq. Dinasti ini mencapai puncak kajayaan pada khalifah Harun al-Rasyid
dan Al-Makmun. Pada masa ini juga muncul ilmuwan muslim antara lain :
ü Para Imam Mazhab hokum: Imam Abu
Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’I, Imam Ahmad bin Hanbal
ü Tokoh Kalam: al-Nazzam, Abu Hasan
al-Asy’ari, Abu al-Huzail.
ü Bidang Astronomi:
Al-Fazari,Al-Khawarizmi,al-Farghani
ü Bidang Kedokteran: Al-Razi dan Ibni
Sina
ü Bidang Optika: Abu Ali Hasan bin
al-haytami
ü Bidang Kimia; Jabir bin Hayan
ü Bidang Sejarah dan Geografi:
al-Mas’udi
ü Bidang Filsafat: al-Farabi dan Ibnu
Rusyd
ü Bidang Mesin dan Teknologi:
al-Jazari
2.3.3
Periode Masa Pertengahan
Periode
pertengahan adalah periode yang berlangsung dari tahun 1250-1800 M. Dapat
dibagi kedalam dua masa, yaitu masa kemunduran I dan masa tiga kerajaan besar.
Masa kemunduran I berlangsung 1250-1500 M. dizaman ini, Jengis Khan dan
keturannya dating membawa penghancuran kedunia islam. Sedangkan masa tiga
kerajaan besar yang berlangsung dari tahun 1500-1800 M, dapat dibagi menjadi
fase kemajuan (1500-1700 M), dan masa kemunduran II (1700-1800 M).Ciri-cirinya
ialah kekuasaan politik terpecah-pecah dan saling bermusuhan.Osmanli Turki,
Mamluk Mesir, Umaiyah Barat di Andalusia, Mamluk India, dan berdirinya
kerajaan-kerajaan Muslim yang berdaulat sendiri-sendiri. Kemajuan
Umat Islam di zaman ini lebih banyak merupakan kemajuan dalam lapangan politik
dan jauh lebih kecil dari kemajuan di Periode Klasik. Perhatian pada Ilmu
pengetahuan masih kurang sekali . Di zaman kemunduran, Kerajaaan Usmani
terpukul di Eropa, kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan suku
bangsa Afghan, sedangkan Daerah Kerajaan Mughal di perkecil oleh
pukulan-pukulan raja-raja India, kekuatan militer dan kekuatan politik umat
islam menurun. Umat islam dalam keadaan mundur dan statis. Eropa dengan
kekayaan yang diangkut dari Amerika dan Timur jauh, bertambah kaya dan
maju.Penetrasi barat yang kekuatannya meningkat ke dunia Islam, yang
kekuatannya menurun kian mendalam dan meluas.Akhirnya, Neopalen di tahun 1798
M. menduduki Mesir, sebagai salah satu pusat Islam terpenting. Berikut adalah
tiga kerajaan besar pada masa pertengahan antara lain:
1. Kerajaan Usmani (Turki Usmani)
4Kerajaan
ini didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oqhuz. Karena keberhasilan mereka
mengalahkan Bizantium, Sultan Alauddin menghadiahkan pada mereka sebidang tanah
yang kemudian mendirikan kerajaan Usmani.Penguasa pertamanya bernama Usman.Pada
masanya wilayah kekuasaan meluas hingga benua eropa.Kerajaan ini mencapai
puncak kejayaan pada masa pemerintahan Muhammad al- Fatih yang dapat
mengalahkan Bizantium dan menaklukan Konstantinopel. Kemudian kerajaan ini
mulai mengalami kemunduran setelah Sultan Sulaiman meninggal, sehingga terjadi perebutan
kekuasaan antara putera-putreranya. Salah satu peninggalan kerajaan ini adalah
masjid Sultan Ahmed di Istanbul, Turki.
2. Kerajaan Safawi
Kerajaan
safawi adalah sebuah Negara syiah di Iran. Ketika kerajaan safawi baru berdiri,
kerajaan turki telah mencapai puncaknya. Perkembangan kerajaan safawi relatif
cepat dan mampu mengimbangi kerajaan usmani dan Mughal. Kerajaan ini didirikan
oleh dinasti Safavid, suatu golongan sufi yang berasal dari Safi al-Din. Ketika
dinasti ini berdiri dinyatakan sebagai Negara agama penganut
Syiah.Pemerintahannya berbentuk Negara teokrasi islamKerajaan ini mencapai masa
kejayaan dibawah pemerintahan Abbas I. Kemajuaan tersebut meliputi bidang
ekonomi, ilmu pengetahuan, Pembangunan fisik, seni dan arsitektur.
3. Kerajaaan Mughal
Kerajaan
ini berdiri sekitar tahun 1526 M. Kerajaan ini didirikan di Delhi oleh
Zahiruddin Babur yaitu salah satu cucu Timur Lenk.Sepeninggalan Babur
digantikan oleh putra sulungnya Humayun dan selama masa kekuasaannya tidak
pernah aman, karena harus berperang melawan musuh-musuhnya. Kemudian digantikan
oleh puteranya Akbar yang masih berumur 11 tahun tapi urusan kerajaan
diserahkan kepada Bairam Khan hingga Akbar dewasa dan siap memimpin. Mughal
mencapai kejayaan pada masa Akbar yang berhasil menguasai seluruh wilayah
India, karena wilayah yang luas akbar menerapkan politik sulakhul (toleransi
universal) tanpa membedakan etnis dan agama masyarakat. Kemajuan akbar masih
dipertahankan oleh tiga sultan yaitu Jehangir, Syah Jahan dan Aurangzeb.
2.3.4
Periode Masa Modern
Periode
modern adalah periode yang berlangsung (1800 M, dan seterusnya) merupakan zaman
kebangkitan umat islam. Jatuhnya mesir ke tangan barat mengingatkan dunia islam
akan kelemahannya dan menyadarkan umat islam bahwa dibarat telah timbul
peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan anceman bagi islam. 5Raja-raja
dan pemuka islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat
islam kembali. Diperiode modern inilah timbulnya ide-ide pembaharuan dalam
islam.
Dari deskripsi tersebut terlihat turun naik, pasang surut
gelombang kemajuan dan kemunduran islam. Kini umat islam telah memikirkan
kembali bagaiman cara memajukan dirinya. Pembaruan terjadi dihampir seluruh
Negara islam, terutama Negara-negara
yang pernah dijajah oleh kekuatan barat, seperti turki, india ,dan mesir.
Pembaharuan tersebut hingga sekarang masih terus berlangsung
untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Sementara itu, berbagai penelitian
para ahli terhadap fenomena pembaruan islam tersebut terus berlanjut dan
hasil-hasilnya telah banyak dipublikasikan baik dalam bentuk buku, artikel
maupun dakwah dengan lisan dan sebagainya. Dari keadaan demikian, muncullah
suatu bidang studi pembaruan dalam islam dan menjadi salah satu mata kuliah
yang diajarkan pada berbagai perguruan tinggi islam.
Mengkaji
berbagai upaya pembaruan berikut pemikiran, tokoh-tokoh, strategi dan
keberhasilannya selain berguna untuk kepentingan akademis, juga berguna sebagai
bahan perbandingan untuk melakukan pembaruan di Indonesia. Dalam kaitan ini
kita merasa perlu mengkaji pengertian pembaruan islam tersebut,
pemikiran-pemikiran dan tokoh-tokoh pembaruan serta strategi yang diterapkan
pada setiap Negara yang melakukan upaya pembaruan dimaksud.
2.4 Model-model
Penelitian Sejarah
Terdapat berbagai medel penelitian sejarah yang dilakukan
para ahli, diantaranya ada yang melakukan sejarah dari segi tokoh atau pelaku peristiwanya,
produk-produk budaya dan ilmu pengetahuannya, wilayah atau kawasan tertentu,
latar belakang terjadinya peristiwa tersebut, segi periodesasinya, dan
sebagainya. Demikian pula dari segi analisisnya, terdapat para ahli yang
menganalisis sejarah dari segi filsafat atau pesan ajaran yang terkandung
didalamnya; adapula yang menganalisisnya dengan pendekatan perbandingan, dan
lain sebagainya.
Berbagai model penelitian sejarah
tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Model penelitian sejarah kawasan
Penelitian sejarah dapat dilakukan dengan melihat kawasan
dimana peristiwa terjadi. John L.Esposito, misalnya, mengedit buku berjudul
islam in Asia, Religion, Politics dan society. Didalam buku tersebut
dikemukakan perkembangan islam di asia pada umumnya, perkembangan islam di
iran, Pakistan, afganistan Filipina, asia tengah(soviet), cina, india, Malaysia
dan Indonesia.Buku tersebut tidak termasuk ke dalam hasil penelitian dalam arti
yang khas, melainkan lebih merupakan kumpulan esai dengan menggunakan sumber-sumbar
sekunder. Sebagai bahan studi awal untuk memasuki studi kawasan lebih lanjut,
buku tersebut patut dikaji dari buku tersebut paling tidak dapat dihilangkan
kesan bahwa islam identik dengan Arab. David D.Newsom, dalam tulisannya
berjudul Islam in Asia Ally or Adversary,
menyatakan, bahwa islam sebagaimana di pahami oleh sejumlah orang Amerika
sebagai agama dunia Arab, ternyata tidaklah benar, karena sebagian besar
pemeluk islam sebagaimana dijumpai pada masa yang lalu tinggal diAsia. Dari
sana kemudian dunia mengakui bahwa Islam dan geraknya dalam menghadapi berbagai
peristiwa yang terjadi di masyarakat, menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang
sangat penting dibelahan dunia.[3]6Penelitian
ini menunjukkan dengan jelas bahwa tidak seluruhnya para peneliti Barat atau
orientalis memandang negatif terhadap Islam, melainkan juga ada yang berfikiran
positif sebagaimana yang dilakukan John Esposito.
Model penelitian sejarah yang
mengambil pendekatan kawasan juga dilakukan oleh Arthur Goldschmidt, Jr,
sebagaimana terlihat dalam bukunya berjudul A
Concise History Of The Middle East. Melalui bukunya itu Arthur Goldschmidt
telah berhasil mendiskripsikan secara komprehensif berbagai peristiwa yang
telah terjadi di Timur Tengah sepanjang berkaitan dengan Islam, mulai sejak
kedatangan Islam didaerah tersebut sampai dengan perkembangannya yang terakhir.
Didalam buku tersebut dikemukakan tentang kondisi alam Timur Tengah, situasi
social kemasyarakatan Timur Tengah sebelum kedatangan Nabi Muhammad
SAW.,keberadaan Nabi Muhammad dimakkah, dasar- dasar ajaran Islam penyebaran
Islam, Khulafaur Rasyidin, gerakan Syi’ah Turki perang salib dan sebuah bangsa
Mongol, kebudayaan Islam, kekuasaan raja, perhatian dunia Eropa dan
penjajahannya terhadap daerah Timur Tengah, gerakan westerniasai yang terjadi
pada abad ke Sembilan belas, munculnya gerakan nasionalisme, pembaharuan
pemerintah pada kemerdekaannya, gerakan dan perjuangan bangsa Palestina,
ekspansi bangsa Israel dan reaksi bangsa Arab, mulai dari Terusan Suez sampai
ke Aqaba dan gerakan membangkitkan kembali kekuatan Islam. 7Hasil
penelitian tersebut nampaknya berguna sebagai informasi awal untuk melakukan
penelitian sejarah yang mengambil pendekatan kawasan.Penelitian tersebut dapat
dikategorikan sebagai penelitian Literatur yang didukung oleh survei, dan
dianalisis dengan pendekatan sejarah dan perbandingan.
Model penelitian sejarah kawasan lebih lanjut dilakukan oleh
Azyumardi di Azra. Dalam hasil penelitiannya, yang kemudian di tulis dalam
bukunya berjudul jaringan Ulama Timur
Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII, terlihat dengan jelas
bahwa yang menjadi Fokus kajiannya adalah mengenai sejarah interaksi antara
Ulama Timur Tengah dan Ulama di kepulauan Nusantara yang terjadi pada abad XVII
dan XVIII Masehi. Dengan dan Kepulauan kata lain fokusnya adalah Timur Tengah
dan Kepulauan Nusantara, sedangkan yang dikaji pada kawasan tersebut adalah
mengenai interaksi antara Ulama yang selanjutnya, menciptakan jaringan. Pada
bagian pendahuluan bukunya itu, Azyumardi mengemukakan mengapa penelitian
dengan judul tersebut perlu dilakukan. Untuk ini ia mengatakan bahwa transmisi
gagasan-gagasan pembaruan merupakan bidang kajian Islam yang cukup terlantar.
Berbeda dengan banyaknya kajian tentang transmisi ilmu pengetahuan, misalnya
dari Yunani kepada kaum muslimin dan serlanjutnya, ke Eropa modern, tidak
terdapat kajian komprehensif tentang transmisi gagasan-gagasan keagamaan,
khususnya gagasan pembaharuan dari pusat-pusat keilmuan Islam bagian-bagian
lain dunia Islam. Tentu saja terdapat sejumlah studi tentang transmisi hadis
dari satu generasi ke generasi berikutnya pada masa awal Islam melalui isnad, matarantai yang berkesinambungan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sejarah Islam
adalah berbagai peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, yang
berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dalam berbagai aspek.
Dan periodisasi
sejarah merupakan ciri bagi ilmu sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks
waktu dan tempat dengan tolok ukur yang bermacam-macam. Dimana periodesasi
sejarah islam terdapat berbagai ruanglingkup dan model-model penelitian sejarah.
3.2
Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca mengetahui
betapa pentingnya ilmu tentang pengetahuan studi islam. Selain, dari pada itu,
penulis mohon maaf apabila dapat
kesalahan. Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini menjadi wacana dan
membuka pola pikir pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali
http://pandidikan.blogspot.com/2011/04/pendidikan-islam-pada-masa- rasulullah.html.
Diakses pada 30 Oktober 2015.
Suparmin, Sahitya. 2013. Sejarah
Kebudayaan Islam Edisi III. Semarang: Rahma Media Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar